Picture
Dalam kehidupan ini,Manusia sangat erat hubungannya dengan Alam Semesta yang Meretas aneka ragam Tradisi dan Budaya sebagai hasil dari hubungan manusia (Jagad Alit) dengan lingkungan alamnya (Jagad Ageng).Tentu saja Falsafah Hidup masing-masing masyarakat diselaraskan dengan alam lingkungan tempat tinggalnya.

Lalu nilai-nilai keselarasan,keharmonisan,dan sinergisme antara Makrokosmos tersebut dapat dikatakan sebagai Kearifan Lokal (Lokal Wisdom).

Lokal Wisdom tidak dapat dipandang sebelah mata,sebab Ia merupakan Hasil dari Proses Pencarian Jati Diri.Lokal Wisdom lebih tahu apa yang mesti dilakukannya.

Maka dari hal tersebut,jika dikatakan Umat yang Tunduk dan Patuh terhadap "Kodrat Tuhan" dan Hukum Alam,merekalah orangnya.Dikatakan demikian jika benar-benar menggunakan konsep Tuhan Yang Maha Luas Tiada Berbatas,Wujud Tuhan nampak pada setiap apa yang dikaryakanNYA.Dengan demikian tidak mengherankan jika setiap masyarakat dan bangsa selalu memiliki Identitas dan Ajaran yang berbeda-beda sesuai wilayah masing-masing yang menjadi tanda Kebesaran Tuhan sendiri.

Namun begitu,dibutuhkan suatu kejujuran untuk mengakui dan menjalani itu semua.Karena tiada yang lebih mulia selain kejujuran,sebagaimana alam ini senantiasa mengajarkan kejujuran dan tak sedikitpun menyisakan ketidakadilan dan kebohongan.Sebagai contoh,para Leluhur dan Karuhun kita terdahulu tentunya juga mengalami suatu kebingungan,namun setidaknya para Leluhur kita dahulu lebih Cerdas Jiwanya sehingga hanya percaya terhadap Hukum Alam.Sebab Alam mampu memberikan suatu ajaran yang Jujur dan Alampun tiada pernah berbohong terhadap apapun yang disampaikannya.Itulah sebabnya mengapa pada jaman dahulu Para Leluhur mengakui suatu Kitab Suci Asli yang dinamakan Sastra Jendra/Sastra Cetha (Sastra tanpa tulis,tulis tanpa papan) yang menjadi Nilai-nilai Kearifan Lokal.

Tujuannya sungguh sangat sederhana yakni untuk Hamemayu Hayuningrat (ning Ing Rat) Hening Tunduk dan Patuh terhadap Hukum Rat (Kodrat Tuhan) atau Hukum Jagad Raya seisinya.

Dari Kearifan Lokal itu pula ada suatu Pusaka yang disebut sebagai Hasta Brata yakni Perilaku manusia yang senantiasa "Mulat Laku Jantraning Banthala/Bhumi" atau Menauladani Sifat-sifat dari 8 unsur alam.Hasta Brata ini merupakan salah satu Serat Kehidupan yang semestinya kita selamatkan dari berbagai macam upaya Diskriminasi dan Dominasi ajaran asing.Sebab,Serat tersebut tidak berupa wujud buku yang tersimpan di Museum,Perpustakaa n Nasional maupun dilembaga pendidikan Agama apapun akan tetapi tersimpan rapat didalam Sanubari setiap Insan Manusia sebagai "Kitab Kang Manjing Sajroning Dhadha".

Semoga Para Generasi Segera Sadar dan Bangkit Untuk Merdeka dengan Landasan Jiwa Nusantara...

Mohon maaf atas segala kekurangan,dan semoga bermanfaat....

Salam Jiwa Nusantara....MERDEKA MERDEKA MERDEKA !!!!!




Leave a Reply.